Kamis, 18 Agustus 2016

As a woman

My value as a woman is not measured by the size of my waist or the number of men who like me. My worth as a human being is measured on a higher scale: a scale of righteousness and piety. And my purpose in life-despite what fashion magazines say-is something more sublime than just looking good for men. (Yasmin Mogahed, Reclaim Your Heart: Personal Insights on Breaking Free from Life Shackles)

Rabu, 17 Agustus 2016

Tengoklah dirimu!

Apakah kau merasa sempurna?
Apakah kau manusia paling benar?
Apakah kau manusia paling khusyuk dalam beribadah?
Tanyakan tentang dirimu.
Kau akan mendapatkan jawaban
Dengan "cermin",
Kau bisa bertanya tentang dirimu sepuasnya,
Dengannya, meskipun telinga tak mampu mendengarnya
Kau tetap akan mengerti jawabannya,
Tentang siapa sebenarnya dirimu..
Jika tak bisa,
Dengan "orang terdekatmu",
Dia yang paling tahu tentangmu
Jika tak ada,
Dengan "orang yang membencimu"
Dia telah lama mengoreksi segala kekuranganmu yang mungkin tak pernah kau sadari.
Tengoklah dirimu kawan!
Tak ada manusia yang sempurna di dunia ini
Tak ada manusia yang paling benar dalam segala hal
Jaga lisanmu kawan
Jangan kau gunakan untuk mencemooh sesamamu
Setiap insan telah diatur Allah SWT untuk memiliki kekurangan
Tengoklah dirimu kawan!
Jangan sampai lisan dan prasangkamu,
Membawa murka Allah SWT kepadamu.

*Yukk.. Introspeksi diri! 😉

Berhenti!

Berhenti di tengah-tengah perjalanan mungkin terasa sangat menyebalkan, merasa sia-sia dan penuh tanya "Kenapa harus memulai perjalanan bila akhirnya berhenti di setengah perjalanan?"
Reminder untuk kita semua, tak ada yg sia-sia ketika kita memilih untuk "berhenti melangkah pada sesuatu yg mengharuskan kita berhenti". Tetapi hakekat berhenti disini bukan berarti diam dan tidak beralih tempat dari pemberhentian.
Contohnya, ketika kita memulai perjalanan panjang, dan didepan kita yg jaraknya tidak terlalu jauh dari kita, ada sebuah kecelakaan yang mengakibatkan sebuah kendaraan terbakar. Nah, dari situ akankah kita akan terus melanjutkan perjalanan? Sedangkan risiko api yang akan mengenai kita lebih besar dibanding keinginan terus melanjutkan perjalanan? Kita bisa berhenti dengan cara menepi dan menunggu hingga api itu padam atau bahkan harus berbalik arah. Mungkin itu jalan yg lebih baik.
Ingatlah firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 216 yang artinya ” …tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”.

Think again.. Segala sesuatu telah disiapkan oleh Allah SWT sesuai porsi hamba-hamba-Nya, jangan memaksakan sesuatu yg akan melukai diri sendiri atau bahkan orang lain, Allah SWT tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian. Allah SWT akan selalu menunjukkan jalan keluar dari setiap masalah kita, selama kita ikhlas menerima ketentuan-Nya. Ingat pula firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 286 yang artinya "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. .."

Siapapun mampu bermanfaat bagi orang lain!

Setiap diri kita ini memiliki potensi untuk bermanfaat bagi orang lain. Sederhana saja, melalui perjalanan hidupmu semenjak kecil hingga sekarang entah berapa usia kalian, pastilah berbeda ceritanya bukan?
Nah, dari setiap langkah kaki yang mengukir perjalanan kita, kita dapat mengambil setiap pembelajarannya. Entah langkah kaki yang pernah menemui kebahagian, kesedihan, kegagalan, ketulusan hati, atau bahkan suatu perbuatan buruk sekalipun.
Setiap langkah kaki kita ini membekas, memberikan sejarah tersendiri untuk melangkahkan kaki lagi menuju perjalanan yang masih jauh dan entah kapan akan terhenti.
Sejarahmu, tak harus selamanya menjadi sejarahmu. Sejarahmu bisa kau jadikan pembelajaran untuk orang lain. Bermanfaat bagi orang lain itu bukan hanya sekedar dari uang atau mengajarkan ilmu-ilmu pasti. Ceritamu, akan bisa menjadi pembelajaran bahkan motivasi untuk sesamamu. Buka pikiranmu, tak apa mengingat yang lalu, bila itu memang sangat perlu untuk menjadikanmu bermanfaat bagi orang lain. Cerita buruk sekalipun, disitu ada hikmah yang tersembunyi yaitu pasti lelah menjadi orang yang buruk.
Kau yang memiliki sejarah buruk, malah akan menjadi seorang motivator hebat bila sekarang ini kau telah bertaubat.
Kau yang selalu memiliki langkah kaki baik, sangat mengagumkan sekali bila kau mampu memberi motivasi-motivasi positif untuk mereka yang sedang belajar istiqomah.
Kau yang tak pernah lelah menghadapi kesedihan, sangat menyenangkan sekali bila mampu memberikan semangat untuk selalu tersenyum pada orang lain.
Dalam keadaan apapun, kita mampu bermanfaat untuk orang lain. Sederhana saja, ceritakan pengalamanmu agar orang terhipnotis dan mulai candu untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Asalkan, ceritamu tak terselip modus mengajak ke hal kemaksiatan. Ingat! Kita ini diciptakan untuk bermanfaat bagi orang lain. Bukan saling menyesatkan satu sama lain.